Selasa, 12 Februari 2019

Rawon Nguling yang Melegenda Sejak tahun 1942

Di kota Malang, banyak sekali depot yang menyediakan menu masakan nasi rawon. Kali ini saya penasaran dengan Rawon Nguling salah satu kuliner legendaris yang sudah ada sejak tahun 1942. Bagaimana ceritanya Rawon Nguling dapat terus eksis hingga sekarang, yuk simak uraian Bapak Dwi Cahyono, putra Ibu Sri Rejeki, yang mewakili pemilik Rawon Nguling
Rawon nguling
Rawon Nguling (sumber: pribadi)
1. Sejarah Rawon Nguling

Rawon Nguling yang awalnya terletak di Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan pada tahun 1942 bernama Depot Lumayan. Menu yang disukai pelanggan di Depot Lumayan ini adalah nasi rawon. Karena lokasi depot yang berada di Kecamatan Nguling dan kemudian  pelanggan yang datang banyak menyebut Depot Lumayan sebagai Rawon Nguling, sehingga trade mark Rawon Nguling sudah melekat kuat di Depot Lumayan itu. Di Nguling sendiri tulisan Depot Lumayan masih ada hanya pelanggan sudah familiar dengan nama Rawon Nguling.
Rawon Nguling yang didirikan oleh mbah Lik tahun 1942 itu sekarang sudah memiliki lima cabang di Surabaya, satu di Jakarta dan satu di Malang. Ibu Sri yang merupakan adik dari Mbah Lik yang usia antara mereka berdua terpaut jauh. Mbah Lik yang nomor 2 dan Ibu Sri yang nomor 10 dari 11 bersaudara. Ibu Sri yang sekarang masih sehat dan sudah berusia 70 tahun ini dahulu menikah dengan seorang tentara kemudian pindah mengikuti suaminya ke Malang pada tahun 1983.
Pindah ke kota Malang Ibu Sri dan keluarga menempati sebuah rumah di jalan Lembang. Dengan berpindahnya Ibu Sri ke kota Malang sekalian membuka cabang Rawon Nguling di kota ini. Sedangkan untuk depot Rawon Nguling dipinjami tempat oleh seorang teman ibu Sri dengan menempati ruang ganti sebuah gedung kesenian yang bernama Gedung Kesenian Wijaya Kusuma dekat alun-alun kota Malang. Dan di tahun itulah Rawon Nguling mulai membuka cabang tepatnya di ruang ganti Gedung Kesenian Wijaya Kusuma di jalan Zainul Arifin no 62, Malang hingga sekarang.
Gedung kesenian yang sudah tidak digunakan tersebut kemudian dipugar tahun 1984 dan dibeli oleh Ibu Sri. Sampai saat ini tidak begitu terlihat keberadaan bekas gedung kesenian, sebagian yang dapat dilihat  sekarang ini adalah bekas ruang ganti Gedung Kesenian Wijaya Kusuma yang sekarang menjadi depot Rawon Nguling.

2. Cara Memasak Rawon Nguling Yang Lezat

Rawon Nguling di Malang sejak tahun 1983 masih eksis hingga sekarang dipimpin langsung oeh Ibu Sri. Ibu Sri sendiri yang langsung mengontrol pembuatan bumbu semua menu masakan dibantu anak perempuan dan karyawannya yang berjumlah 20 orang. Depot Rawon Nguling yang buka dari jam 7 pagi sampai dengan jam 15.30 menyediakan aneka masakan khas Jawa Timur. Pengunjung yang ingin sarapan maupun makan siang dapat memilih dan menikmati menu hidangan di depot ini.

Di depot untuk produksi rawon sendiri dilakukan setiap hari. Dahulu memasak rawon masih menggunakan kayu bakar, tetapi sekarang sudah dengan cara modern menggunakan kompor dan gas. Proses pembuatan rawon dari dahulu sampai sekarang masih sama. Bukan dengan cara memasak rawon kemudian diinapkan, tetapi kompor menyala terus menerus mulai dari jam 3 sore  sampai jam 12 malam menggunakan api besar. Kemudian dilanjutkan sampai jam 3 pagi menggunakan api sedang. Kemudian dilanjutkan memasak dengan menggunakan api kecil sampai jam 5 pagi dan pada jam 7 pagi depot pun dibuka untuk menerima pengunjung yang ingin sarapan.

Ibu Sri sangat menjaga sekali keaslian resep menu masakan di Rawon Nguling. Beliau tidak pernah melakukan modifikasi resep tetapi masih tetap menggunakan resep warisan yang terdiri dari rempah-rempah dan kluwek yang segar supaya didapat kuah rawon yang lezat khususnya untuk menu nasi rawon.

3Menu di Rawon Nguling

Di Rawon Nguling, selain menu andalannya nasi rawon, juga menyediakan menu lain khas daerah Jawa Timur. Seperti rawon tutup dengkul, rawon buntut, nasi gule kambing, lodeh pecel, nasi pecel, nasi lodeh, dll. Nasi rawon dengan harga Rp35.000 sudah mendapat seporsi nasi dan semangkuk rawon yang dilengkapi dengan sambal dan taoge. Kuahnya yang tidak terlalu hitam dan pekat serta potongan dagingnya yang besar dan empuk serta rasanya yang gurih lezat  membuat saya sangat menikmati Rawon Nguling siang itu. Ditambah dengan lauk pelengkap seperti tempe, mendol, perkedel, empal, paru, babat, otak, limpa yang disediakan dalam piring tersendiri  makin menambah istimewa menu di depot Rawon Nguling. Pelengkap lain seperti kerupuk yang dapat dipilih antara lain kerupuk udang atau kerupuk ikan.
Rawon Nguling legenda
Nasi Rawon Nguling dan lauk pauk pendamping (sumber: pribadi)
Untuk menu minuman tersedia minuman panas dan dingin. Seperti es dawet, es jeruk manis, es jeruk nipis, jahe panas, kopi jahe dll. Minuman bersoda maupun minuman tradisional seperti beras kencur dan es sinom juga tersedia di depot Rawon Nguling.
Rawon nguling gojek
Menu tanpa daftar harga
Tidak hanya wisatawan luar kota yang datang ke Rawon Nguling, para pejabat dan artis di Indonesia juga menempatkan Rawon Nguling sebagai menu favorit mereka. Beberapa keluarga mantan Presiden RI yang ketika masih menjabat dan sampai sekarang masih sering memesan menu di Rawon Nguling dan secara teratur sebulan sekali menu Rawon Nguling dikirim ke Jakarta. Ini yang menandakan menu Rawon Nguling masih dicari dan masih eksis di dunia kuliner khas Jawa Timur.
Rawon nguling enak
Kopi Jahe di Rawon Nguling (sumber: pribadi)
Siang itu makan siang saya ditutup dengan menyeruput kopi jahe. Segar sekali ada rasa  hangat sampai ke perut dan terasa nikmat menghilangkan penat siang itu. Saya sudah mencoba menu nasi rawon di Rawon Nguling dan kapan kalian menyusul ke sini?

Sabtu, 09 Februari 2019

Lima Kuliner Melegenda di Kota Malang

Di kota Malang banyak kuliner yang melegenda. Saya menyebut melegenda karena sudah ada sebelum tahun 1945 zaman Indonesia merdeka. Saya coba merangkum lima kuliner yang sudah saya datangi, Yuk simak yuk.

Warung Lama Haji Ridwan 1925

Warung Lama Haji Ridwan menyediakan menu makanan khas Jawa Timur seperti nasi campur, nasi soto, sate komoh sapi, nasi krengsengan sapi, nasi rawon, sate usus dll. Menu minuman disini tersedia minuman dingin dan panas.

Warung lama h ridwan Sate komoh sapi dan sate usus di Warung Lama H Ridwan (dok: pribadi)

Oh ya jangan lupa, kalau kita memilih sate komoh atau sate usus, minta dibakar dulu ya. Walaupun sudah matang dan telah berbumbu, tetapi lebih nikmat bila menyantapnya setelah dibakar terlebih dahulu. Sate komoh sapi dengan serat dagingnya yang lembut di mulut juga sate ususnya empuk sekali dengan bumbu yang terasa sedikit manis. Dari dahulu hingga sekarang Warung Lama Haji Ridwan tetap mempertahankan cita rasa menu masakannya, ungkap Pak Yusup generasi ketiga yang sekarang memimpin Warung Lama Hj Ridwan.
Warung lama h ridwan Dengan Bapak Yusup generasi ketiga Warung Lama H Ridwan (dok: pribadi)

Warung yang berlokasi di lantai bawah Pasar Besar #B15-B16 sudah berdiri sejak tahun 1925 dengan perabotan meja kursi yang masih dipertahankan sejak jaman dahulu. Warung yang tidak mempunyai cabang ini buka dari jam 8 sampai jam 4 sore dan selalu ramai dikunjungi pelanggan setianya. Karyawan yang bekerja di Warung Lama Haji Ridwan dengan masa kerja 10 tahun akan diberi reward berupa perjalanan umroh ke tanah suci Mekkah.

Depot Han Tjwan Sing (HTS) 1927

Depot HTS yang sekarang terletak di jalan Dr Wahidin 123 Lawang ini awalnya tahun 1927 berupa lapak jualan kue di depan Pasar Lawang tahun 1927 oleh Bapak Han Tjwan Sing. Kue-kuenya yang enak terutama kue onde-onde banyak dibeli oleh penjual kue yang kemudian menjajakan kuenya ke penumpang bis yang bisnya banyak mangkal di depan Pasar Lawang. Depot HTS yang sekarang sudah dipegang oleh generasi ketiga yaitu Ibu Janny dan Ibu Lenny, adiknya Ibu Janny pada tahun 1988 pindah ke tempat baru dengan bangunan tiga lantai dan dilengkapi dengan area parkir yang luas.

Depot hts 
Foto alm bpk Han Tjwan Sing yang digambar dengan goresan pensil tetangganya yang bisu tuli (dok: pribadi)

Dengan bertambahnya jenis menu seperti menu masakan berupa nasi rawon merah yang menjadi khas andalan Depot HTS, nasi rawon hitam, nasi sop merah, nasi iga dll menjadikan depot ini lebih ramai dikunjungi wisatawan yang hendak menuju ke Malang terutama di hari libur. Karena Lawang sendiri terletak di antara Surabaya dan Malang. Nasi rawon merah dengan potongan daging yang besar dan empuk berkuah merah tanpa kluwek yang gurih ditemani es kelapa kopyor sangat nikmat sekali. Mantap!

Nasi rawon merah Depot hts Nasi Rawon Merah (dok: pribadi)


Depot hts Es Kelapa Kopyor (doc: pribadi)

Depot yang buka dari jam 7 pagi sampai jam 9 malam ini memiliki 25 orang karyawan. Selain kue onde-onde yang menjadi khas andalan Depot HTS juga tersedia kue lemper, kroket, risol dll. Kue-kue ini diproduksi setiap hari dan bila pengunjung sepi maka ada kue yang bersisa. Dan kue-kue ini dibagi ke gereja dan panti asuhan di sekitar depot seperti Mutiara Bunda, Griya Asih, Griya Bina, dll.

Depot hts Cemilan kue di etalase (dok: pribadi)

Onde-ondenya yang melegenda itu, zaman dahulu kala menjadi santapan favorit orang Belanda. Sampai sekarang, teman pemilik Depot HTS dari Belanda bila datang ke Indonesia pasti menyempatkan mampir ke Depot HTS untuk melepas kangen mencicipi onde-onde.

Tahu Lontong Lonceng 1935

Warung Tahu Lontong Lonceng berawal tahun 1935 dan sekarang sudah generasi ketiga dipimpin oleh Bapak Buang Abdul Rohim. Warung yang berlokasi di jl RE Martadinata, berseberangan dengan Kelenteng Eng An Kiong dan bersebelahan dengan Rumah Kematian Panca Budi. Tempatnya yang tidah terlalu luas hanya berukuran 3 x 5 meter dengan ada papan kecil di depan warung bertuliskan Warung Tahu Lontong Lonceng ini selalu ramai dengan pelanggannya. Disebut Tahu Lontong Lonceng karena dulu ada tugu dengan lonceng besar tetapi sekarang sudah tidak ada lagi.
[Warung Tahu Lontong Lonceng (dok: pribadi) Warung Tahu Lontong Lonceng (dok: pribadi)[/caption]

Tahu Lontong Lonceng yang tidak membuka cabang dimanapun buka dari jam 8 pagi sampai dengan jam 8 malam. Pemilik yang selalu menjaga mutu dan kwalitas masakannya seperti bumbu petisnya dimasak terlebih dahulu, kecap dan tahu dibuat sendiri tanpa pengawet, menggunakan kacang tanah super 8 mm dan minyak goreng yang digunakan adalah minyak goreng kelapa bukan minyak goreng kelapa sawit. Kelebihan Tahu Lontong Lonceng dengan tahu lontong yang lain adalah mengunakan koyah kelapa, yaitu parutan kelapa yang digoreng kemudian dibumbui dan ditumbuk halus. Hmm.. ternyata ini yang membedakan Tahu Lontong Lonceng dengan tahu lontong kebanyakan yang ada di Kota Malang.
Tahu lontong lonceng Tahu Lontong Lonceng dengan telur (dok: pribadi)[/caption]

Menu yang tersedia disini hanya tahu telor lontong dan tahu lontong. Dan lontongnya  dapat diganti dengan nasi. Dengan pendamping lontong seperti  kerupuk melinjo, kerupuk palembang, kerupuk niki eco dan kerupuk tenggiri. Menu minuman yang tersedia dari minuman panas dan dingin. Saya ketagihan dengan tahu lontong Lonceng ini lho.

Rawon Nguling 1942
Berawal dari Depot Lumayan yang berlokasi di Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan didirikan oleh Mbah Lik pada tahun 1942. Menu masakan khas Jawa Timur di depot tersebut seperti nasi rawon, nasi lodeh, nasi pecel, nasi krengsengan sapi dll. Dari jaman dahulu menu yang paling menonjol di depot tersebut adalah nasi rawon. Sehingga banyak orang yang menyebutnya Depot Lumayan itu Rawon Nguling. Saat ini Rawon Nguling sudah mempunyai lima cabang di Surabaya, satu di Jakarta dan satu di Malang. Mbah Lik memiliki adik bernama Ibu Sri yang terpaut jarak umur sangat jauh. Tahun 1983 Ibu Sri menikah kemudian ikut suami ke Malang dan di tahun itulah Rawon Nguling mulai membuka cabangnya di Malang. Berlokasi dekat alun-alun tepatnya di jalan Zainul Arifin 62, Kiduldalem, Klojen kota Malang.
[
Rawon nguling Rawon Nguling n lauk pauk (dok: pribadi)

Rawon Nguling yang buka dari jam 7 pagi dan tutup jam 15.30 menyediakan banyak varian menu makanan seperti  nasi rawon, rawon dengkul, nasi pecel, nasi lodeh dll, dan yang paling favorit tentunya adalah nasi rawon. Lauk pauk pelengkap disediakan di piring tersendiri berisi perkedel, mendol, tempe, babat, empal daging dll. Menu minuman disediakan minuman dingin seperti es cendol, es sinom, dll juga tersedia minuman panas seperti kopi jahe, wedang jahe dll.
Rawon Nguling Menu Rawon Nguling (dok: pribadi)

Resep dan cara memasak rawon yang tidak pernah berubah, tetap dipertahankan oleh Ibu Sri untuk mendapat cita rasa rawon yang segar. Memasak rawon setiap hari dengan api besar dimulai dari jam 5 sore sampai jam 12 malam, diteruskan api sedang sampai jam 3 pagi kemudian dilanjutkan menggunakan api kecil sampai jam 5 pagi. Jadi bukan memasak rawon dengan diinapkan, tetapi memasak menggunakan kompor yang menyala terus menerus dan rawon yang dimasak oleh Ibu Sri ini selalu habis. Sangat luar biasa rasa Rawon Nguling dengan kuah hitam yang berasal dari kluwek tetapi tidak terlalu pekat dan rasanya lezat sekali dengan potongan daging yang besar dan empuk bertekstur lembut.Uenakkk.

Warung Ibu Haji Ridwan 1945

Warung Ibu Haji Ridwan berlokasi di sebelah Warung Lama Haji Ridwan ini hanya dipisahkan dinding. Letaknya bersebelahan dan sama-sama menggunakan nama Ridwan, tetapi kedua warung ini tidak ada hubungan kekerabatan sama sekali.

Untuk menu yang dijual di Warung Ibu Haji Ridwan, kebanyakan menu makanan khas Jawa Timur. Seperti nasi rawon, nasi soto, sop iga, dll. Ada juga lauk pauk seperti lidah, babat, tempe, perkedel dll. Sate usus dan sate komoh sapi tentu saja ada. Oh ya, jangan lupa bila mau menyantap sate ini, dibakar dulu ya. Walaupun sudah berbumbu dan empuk, lebih nikmat bila dalam keadaan panas-panas. Hmm.. yummy.

Warung yang berasal dari nama almarhum suaminya Ibu Siti Azimah yaitu pak Haji Ridwan mulai memasarkan masakannya secara online ini sekarang mulai dipegang oleh anaknya Ibu Haji Ridwan di Pasar Besar, sedangkan Ibu Haji Ridwan juga menerima catering di rumah. Dalam sehari total bisa memasak daging dan lauk pauk sebanyak 20 kilogram. Waah, banyak sekali yah.
Saya dan teman-teman sudah mencicipi lima kuliner legendaris Malang, yuk kalian juga bisa ikut mencicipi. Dijamin menyenangkan.