Taman
Nasional Baluran yang terletak di Situbondo Jawa Timur, tempo hari saya datangi
bersama suami dan teman-teman fotografernya. Perjalanan yang sudah direncanakan
jauh-jauh hari itu, akhirnya terlaksana jua. Kalo tertunda, wah sayang sekali. Karena momennya pas saat musim kemarau seperti saat itu. Tanggal 6 Oktober 2018 malam saya dan suami menggunakan mobil Proton Exora Bold mulai berangkat. Menghampiri rumah cak To di Sulfat,
disana sudah menunggu Cak To dan Habib
keponakannya, mas Ochin, dan om William Dewata. Saya duduk di depan karena saya
perempuan sendiri. Kalo acara hunting foto, saya suka ngintilin mereka hehe.
Kondisi
saat itu saya baru sehari tiba di Malang, setelah tanggal 2 - 4 Oktober 2018
saya ke Ranu Kumbolo bersama teman dari Jakarta.
Seperti
biasa saya tidur selama perjalanan. Perjalanan lancar, aman, damai. Saya kalau
sudah duduk di depan, kursi saya rebahkan sedikit, pake jaket rajut, kaus kaki,
selimutan pake kain Bali, dan jangan lupa pake bantal kecil. Nyaman deh tidur
saya, cukup untuk istirahat selama dalam perjalanan.
Perjalanan
lancar jaya dari Malang menuju TN Baluran. Sekitar 7 jam perjalanan malam itu. Menjelang
subuh jam 4 pagi, mobil kami memasuki pintu masuk TN Baluran. Bayar tiket masuk
dulu nih.
Harga tiket masuk dan tarif parkir hari Senin - Jumat:
- Wisatawan domestik Rp15,000,- dan wisatawan manca negara Rp150,000,-
- Tarif parkir untuk kendaraan roda 2 Rp2,500,- kendaraan roda 4 Rp10,000,- kendaraan roda 6 (bus) Rp50,000,-
Harga tiket masuk dan tarif parkir hari libur (tanggal merah):
- Wisatawan domestik Rp17,500 dan wisatawan manca negara Rp225,000,-
- Tarif parkir untuk kendaraan roda 2 Rp7,500,- kendaraan roda 4 Rp15,000,- kendaraan roda 6 (bus) Rp75,000,-
Kemudian kami melanjutkan perjalanan
lagi masuk ke dalam, melalui jalan yang sedang diperbaiki. Kurang dari sejam
kami sampai di warung. Karena hanya 1 warung yang ada disana. Kami disambut
monyet-monyet yang dengan tatapan waspada mereka siap-siap menerjang pintu
mobil yang terbuka untuk mencari makanan.
![]() |
asyik deh monyetnya di atas mobil |
Fotografer yang rencananya mau motret
sunrise, batal sudah. Karena waktunya tak terkejar. Mereka segera melapisi
pakaian dengan pakaian kamuflase, pakaian ala tentara, motif loreng, rumput,
menutupi wajah, kepala dan kamera dengan jaring hijau. Jadi ceritanya kalo
motoin binatang dari dekat, tu binatangnya gak berasa dipoto. Candid ceritanya
yaaa.
suamiku in action |
Ada apa sih di TN Baluran? TN Baluran
dengan luas 25.000 ha, yang di dalamnya terdapat vegetasi dan satwa dilindungi
seperti banteng, rusa, kijang, kancil, kerbau liar, burung merak, burung
rangkong, monyet dll.
Menurut www.id.wikipedia.org
Taman nasional ini dibagi menjadi beberapa pos pengamatan. Pos
di Taman Nasional ini antara lain:
·
Batangan. Di sini terdapat peninggalan sejarah berupa goa Jepang, burung merak pada musim kawin (antara
bulan Oktober/November) dan berkemah. Fasilitas yang ada di sini antara lain
pusat informasi
·
Bekol dan Semiang. Di sini terdapat fasilitas pengamatan satwa
seperti ayam hutan, merak, rusa, kijang, banteng, kerbau
liar, dan burung. Fasilitas yang
ada di sini antara lain wisma peneliti, wisma tamu, dan menara pandang.
·
Bama, Balanan, dan Bilik. Di sini merupakan lokasi wisata
bahari, lokasi memancing, menyelam/snorkeling, dan atraksi perkelahian
antar rusa
jantan (pada bulan Juli/Agustus) dan atraksi kawanan kera
abu-abu yang memancing kepiting/rajungan dengan ekornya pada saat air laut
surut.
·
Manting, dan Air Kacip. Di sini terdapat sumber air yang tidak
pernah kering sepanjang tahun, dan merupakan habitat macan tutul.
·
Popongan, Sejile, Sirontoh, Kalitopo. Di sini terdapat fasilitas
untuk naik sampan di laut yang tenang, melihat berbagai jenis ikan hias, dan
lokasi pengamatan burung migran.
·
Curah Tangis. Di sini terdapat fasilitas untuk kegiatan panjat
tebing dengan tinggi 10-30 meter, dan kemiringan sampai 85%.
Kami ke TN Baluran hanya ke Savana Bekol
dan Pantai Bama saja.
Ketika kami mau mencari penginapan di
Bekol, eh penginapan di dalam ternyata sudah penuh, sudah full dibooking
karyawan GoJek. Di sekitar warung terdapat parkiran, toilet, mushola, kantor TN
Baluran dll. Suami, mas Ochin dan om William sudah menyebar berkeliling foto.
Saya ikut cak To dan Habib keponakannya masuk warung untuk sarapan. Pagi itu
segelas teh manis dan bakwan jagung yang kubawa dari Malang, menjadi sarapanku.
Kalo Cak To dan Habib sarapan nasi lalap. Kenyang sudah, kami mulai berjalan ke
padang Savana. Oktober saat itu di TN Baluran sangat kering, musim hujan belum
mulai. Sehingga padang savana saat itu seperti padang savana yang ada di
Afrika. Keren kan. Saya berjalan kaki menggunakan sepatu gunung, karena memang
medan penuh dengan tanah kering dan akar belukar. Di tangan saya dan Habib,
sudah siap ketapel tanpa isi, buat nakut-nakutin monyet. Padahal sih monyet
yang takut sama kita haaa.
![]() |
Savana Bekol, ini udah ganti sepatu haha |
Indah sekali pemandangannya, walaupun
jalan terus menyusuri padang savana yang luas, melihat dari jauh segerombolan
rusa, banteng yang sedang merumput dan minum air. Ada burung merak dengan
cantiknya mengembangkan ekornya. Tak lupa saya dan Habib sesi foto dengan Cak
To. Eksotis banget pemandangannya. Berasa di padang Savana di Afrika lho. Sini yuuuk
![]() |
jepretan mas Ochin |
![]() |
jepretan mas Ochin |
![]() |
jepretan suami |
Setelah lelah berkeliling, kami kembali
lagi ke mobil. Saya sih ganti alas kaki dan celana. Kemudian masuk ke warung
lagi menunggu teman-teman fotografer yang lain. Makanan dan minuman di warung
itu tidak mahal. Makan berenam selalu bayar dengan selembar uang seratus ribu
dan masih ada susuk atau kembalian. Padahal udah makan nasi lalap dengan lauk
ikan, ayam, cemilan, kopi, sayur asem, kerupuk dll.
Kemudian kami masuk mobil dan mulai berangkat menuju pantai Bama. Disana temen-temen fotografer pada foto-foto dan tidur siang. Wah disini monyetnya
lebih seru lagi. Tidak malu-malu untuk usil dan menjarah tas isi makanan para
pengunjung. Hehe.
Beda dengan sebelumnya pemandangan di
Savana Bekol yang kering, di pantai Bama ini mata dimanjakan dengan indahnya
pantai dan laut. Dengan air yang jernih biru, rasanya mau mandi saja disana
tapi kok malu ya. Soalnya sepi dan panas pula. Hoho.. Akhirnya berleha-leha
duduk-duduk saja di kursi potongan kayu-kayu yang disusun jadi meja dan kursi yang
banyak bertebaran di pantai Bama, saya menunggu teman fotografer. Ada yang
mancing, ada yang hunting foto, ada yang tidur. Saya gak bisa tidur sama
sekali. Hanya duduk, main ayunan, jalan-jalan di pantai, jalan-jalan melihat
mangrove, juga nontonin monyet cari kutu hihi.
mangrove pantai Bama |
pantai Bama |
Menjelang sore kami kembali lagi ke Savana
Bekol. Teman fotografer rencana ambil sunset disana. Dan saya duduk saja
menunggui mereka selesai. Sambil ngobrol dengan supir travel dari Banyuwangi
yang katanya saat itu sedang membawa tamu dari Bali. Supir dan tamu janjian di
Ketapang kemudian melakukan trip sesuai permintaan tamunya.
Ketika saya aplot foto-foto di
Facebook, Ira teman SMA yang seorang dokter kandungan di Situbondo melihat
postingan saya. Alhamdulillah malah ditawari menginap di rumahnya. Rejeki
yaaah. Setelah acara foto sunset yang berakhir sampai malam jam 19, saya
diantar ke rumah Ira. Kalo suami dan fotografer yang lainnya nginep di rumah
teman suami yang ada di Situbondo juga. Ahhh, dasar musafir cari penginapan
gratissss.
![]() |
sunset di Savana Bekol, jepretan suamiku |
Besoknya saya diajak Ira ke pantai Pasir
Putih Situbondo. Laut tampak tenang, cerah, sedamai hatiku menikmati
ciptaanNya. Sambil menemani putra bungsunya Ira berenang di poantai, kami menikmati sate ayam. Daging ayamnya kecil, kalo Ira bilangnya sate laler haaa.
Yang saya dengar rombongan suami dan fotografer, subuh mereka foto sunrise di pantai Pasir Putih, Akhirnya terbayarkan juga mereka untuk foto sunrise.
![]() |
sunrise di pantai Pasir Putih, jepretan mas Ochin |
Terima kasih untuk dokter Ira yang sudah mau direpoti. Saya dapat tidur nyenyak di istananya dokter Ira hehe. Dan siang itu rombongan suami menjemput saya di pantai Pasir Putih untuk kembali ke kota
Malang.
jepretanku di pantai Pasir Putih Situbondo |
Indonesia terlalu indah untuk dilewatkan ketika liburan datang yaa. Mari jelajahi Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar